Wednesday, February 13, 2008

 

Nikah Massal


SALAWAT Badar menggema dengan diiringi terbang dari santri Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Masjid Agung Kauman Semarang memandu 76 pasang pengantin Rabu pagi (13/2). Arak-arakan pernikahan massal di halaman Balai Kota itu mengubah suasana menjadi makin ramai. Seperti halnya orang sedang mantu, tratak yang disediakan panitia penuh tamu, terutama dari keluarga masing-masing.
Kesederhanan penampilan pengantin tidak mengurangi kekhidmatan maupun kemeriahan itu. Pengantin pria hanya mengenakan sarung coklat, baju koko putih, dan peci hitam. Sementara pengantin perempuan stelan kebaya dengan warna senada pengantin pria dilengkapi jilbab putih berpayet.
Jangan anggap pernikahan massal ini hanya diikuti mereka yang telanjur berusia uzur. Pemuda Fathurrahman (21), misalnya, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Warga Penggaron Lor Pedurungan itu pun mengajak sang pujaan hati Nur Afifah (16) meresmikan ikatan cinta mereka di hadapan penghulu. Ia berusaha menepis rasa gengsi, karena yang penting keinginan mempersunting itu sudah terkabulkan. Apalagi sehari-hari ia bekerja sebagai kernet truk. Kondisi ekonomi yang ngepas itulah yang membuatnya untuk mengikuti pernikahan massal.
Pernikahan massal yang berlangsung meriah itu digagas PT Jamsostek Kanwil V dalam rangka HUT ke-30. Wali Kota Sukawi Sutarip pun berkenan menjadi saksi dalam pernikahan itu untuk beberapa pasang pengantin. Sebagian besar pasangan pengantin memang berusia separoh baya. Alasan mereka mengikuti kegiatan tersebut antara lain, belum melaporkan pernikahan ke Dispendukcapil, alasan ekonomis, atau juga mengaku kehilangan buku nikah yang kemudian menyulitkan mereka dalam hal administrasi kependudukan.
Pasangan Pamin (76) dan Saminah (51), warga Kampung Dawung RT 4 RW 3 Kedungpane pun tidak ingin ketinggalan dalam kebahagiaan itu. Pamin bercerita bahwa dirinya dulu sudah memiliki buku nikah. Namun karena hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya, ia disarankan untuk mencatatkan kembali pernikahannya. Padahal ia kini telah memiliki 3 putra, 13 cucu, dan 3 buyut.
Kepada Saminah, ia pun memberi maskawin berupa seperangkat alat salat yang dikemas dalam kado berbentuk hati serta uang Rp 20.000.

Labels:


Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?