Sunday, January 20, 2008

 

Bubur Sura



Ada kebiasaan yang saya jumpai di kampung saya di bulan sura ini, yakni bubur sura. Dinamakan demikian karena memang seringkali dibuta untuk merayakan Peringatan 1 Muharam dalam penanggalan hijriyah atau 1 Sura dalam penanggalan Jawa, yang jatuh pada tanggal 10 Januari lalu. Biasanya diwarnai dengan makan bubur sura bersama saat tirakatan. Bubur berwarna kuning dengan ditambah sambal goreng hati, irisan telur dadar tipis-tipis, perkedel, tahu, dan abon ini terasa khas.





Seperti halnya, kegiatan malam 1 Sura yang digelar di berbagai kampung lain. Acara dibuat sederhana dengan menggelar tikar di sepanjang jalan kampung dengan beratap tratak. Semua warga, mulai anak-anak hingga orang tua, berkumpul untuk memanjatkan doa awal tahun. Tentunya, permohonan yang diajukan yaitu mendapat keberkahan dan kebaikan dalam satu tahun mendatang.
Sebelumnya, boleh-boleh saja, antar warga saling berkirim bubur sura, layaknya lebaran yang saling berkirim menu ketupat. Biasanya, saling berkirim bubur sura iut dilakukan sore hari. Tidak heran bila suasana menyambut tahun baru hijriyah1929 ini pun terasa ramai.
Selain itu bubur sura ini juga muncul lagi pada Peringatan Asyura 10 Muharram atau bertepatan 19 Januari. Ini untuk memeringati hari syahidnya Imam Husein, putra Imam Ali bin Abi Thalib.
Entah darimana tradisi bubur ini, yang jelas bubuur ini enaaaaa..kk bangettt.

Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?