Monday, January 21, 2008

 

Buang Sengkala



Ingin buang sial, kesusahan hidup, kesehatan, barangkali ruwat bisa menjadi satu jalan. Meski kehidupan modernisasi tengah berlangsung, keyakinan membuang sial atau sengkala melalui ruwat tetap dipegang teguh sebagian masyarakat. Seperti ini nih, 65 orang mengikuti ruwat massal di auditorium RRI Minggu (20/1). Mereka datang dari semarang, Pati, Brebes, dan kota-kota pantura lainnya. Usia yang ikut pun beragam, mulai 2 tahun sampai 83 tahun.
Ritual yang bersumber dari tradisi Jawa ini dilakukan bagi orang-orang yang masuk dalam kategori perlu diruwat. Ada 60 kategori orang yang perlu diruwat atau sukerta, antara lain anak kembar, anak bungkus, anak onthang-anthing, sendang kapit pancuran, pancuran kapit sendang, kembang sepasang, kendaha-kendhini. Sesuai Pakem Ruwatan Murwa Kala disebutkan 60 jenis sukerta itu telah dijanjikan oleh Sang Hyang Betara Guru kepada Batara Kala untuk menjadi santapan atau makanannya. Karenanya lakon wayang kulit yang dipimpin dalang ruwatan Ki Manteb Sudharsono di Auditorium RRI itu menceritakan Batara Kala mengejar sukerta.
Ritual ruwat itu dimulai dari pengenaan baju serba putih tanpa jahitan, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka berjalan beriringan memasuki tempat ruwat. Selanjutnya peserta ruwat bersimpuh di hadapan orang tuanya untuk memohon doa restu. Usai itu dalang memainkan wayang kulit dengan membaca mantra diakhir pagelaran.
Prosesi berikutnya yaitu siraman yang melambangkan pembersihan diri dari segala sesuatu yang melekat di badan. Baju serba putih yang dipakai itu nanti dilarung di laut.

Labels:


Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?